Dalam dua pekan terakhir pembahasan tentang penerbangan diwarnai himbauan agar penumpang pesawat terbang tidak menghidupkan atau mengisidaya (charge) Samsung Galaxy Note 7, selanjutnya disebut Note7. Jumat tanggal 9 September, Federal Aviation Administration (FAA), regulator penerbangan AS, menghimbau agar selama penerbangan penumpang serta awak pesawat tidak menghidupkan atau mengisidaya Note7, dan agar Note7 tidak disimpan dalam bagasi. Pada hari yang sama, European Aviation Safety Agency (EASA), instansi keselamatan penerbangan Eropa, mengeluarkan himbauan serupa. Himbauan ini disambut dengan pelarangan oleh berbagai operator penerbangan mancanegara, termasuk maskapai penerbangan di Indonesia. Baru kali ini terjadi pelarangan sedemikian meluas dan cepat dari operator penerbangan terhadap suatu produk spesifik. Himbauan dan pelarangan ini dipicu oleh sejumlah kebakaran dan ledakan yang terjadi pada battery Note7 ketika digunakan atau dalam proses isidaya.
Potensi Bahaya Battery Note7
Note7 merupakan smartphone terbaru buatan Samsung yang diluncurkan pada tanggal 19 Agustus 2016 di AS dan Australia, sedangkan untuk Eropa, diluncurkan pada tanggal 2 September. Dalam dua pekan sejak diluncurkan, tercatat sedikitnya 35 (tiga puluh lima) insiden battery Note7 terbakar atau meledak saat dioperasikan atau saat diisidaya. Sekilas, jumlah ini terkesan kecil dibanding 2,5 juta unit yang telah diproduksi dan lebih dari 1 juta unit yang terjual. Namun, berdasar statistik keamanan dan kehandalan gadget, rasio ini tergolong cukup tinggi sehingga memicu alarm lembaga pengawas keselamatan penerbangan dan maskapai-maskapai penerbangan. Samsung sendiri sudah mengumumkan penarikan kembali seluruh unit Note7 yang terjual untuk ditukarkan dengan model S7 atau dengan Note7 yang telah diperbaiki sistem battery nantinya.
Keselamatan dan keamanan merupakan faktor yang tidak dapat dikompromikan dalam operasional penerbangan. Operator penerbangan tidak mau berspekulasi dengan kelemahan battery Note7 yang dapat mengakibatkan kebakaran atau ledakan didalam pesawat selama penerbangan. Percikan api sekecil apapun didalam kabin pesawat saat dalam penerbangan, dapat membahayakan keselamatan seluruh isi pesawat. Bila sampai terjadi kebakaran, selain bahaya api, asap juga merupakan ancaman serius yang dapat meracuni pernafasan penumpang.
Perilaku Penumpang dan Fasilitas Kabin Pesawat
Persaingan ketat membuat operator penerbangan berlomba memanjakan penumpang dengan memberi berbagai kemudahan bagi pelanggannya. Banyak penumpang yang memanfaatkan waktu terbang untuk mengisidaya handphone nya, agar battery terisi penuh dan siap digunakan saat tiba ditujuan. Beberapa maskapai penerbangan merespon fenomena ini dengan menyediakan colokan listrik atau USB untuk pengisidayaan battery handphone maupun laptop selama penerbangan.
Dalam penerbangan yang tidak menyediakan fasilitas tersebut, tidak sedikit penumpang yang membawa bekal Powerbank untuk mengisidaya battery gadgetnya.
Implementasi larangan penggunaan dan pengisidayaan Note7 merupakan tantangan tersendiri bagi operator penerbangan. Terbukti cukup banyak penumpang yang ngeyel mengoperasikan handphone selama penerbangan walau jelas dilarang dan berulangkali diingatkan oleh awak kabin. Lalu apa jaminannya bahwa penumpang yang memiliki Note7 akan mematuhi larangan terbaru ini?
Petugas keamanan bandara (AvSec) dapat mengharuskan penumpang untuk menempatkan handphone dalam baki tersendiri ketika memindai X-Ray tas yang akan dibawa masuk ke kabin pesawat. Akan makan waktu lama dan butuh petugas tambahan jika AvSec harus secara khusus meneliti dan mengisolir Note7. Nyaris mustahil bagi awak kabin untuk memeriksa seluruh saku dan tas bawaan semua penumpang guna memastikan tidak ada Note7 yang dihidupkan atau diisidaya selama penerbangan.
Diperlukan kesadaran penumpang bahwa larangan tersebut adalah untuk melindungi keselamatan dirinya sendiri serta seluruh manusia yang berada dalam kabin pesawat. Kedisiplinan penumpang serta partisipasi mereka untuk aktif mengingatkan penumpang lain yang bandel, merupakan faktor kunci dalam menjaga keselamatan dan keamanan selama penerbangan.
Ancaman Battery
Perlu diingat bahwa yang menjadi masalah saat ini bukanlah Note7 sendiri, tetapi battery lithium pada Note7. Pada dasarnya battery merupakan perangkat penyimpan daya listrik. Apabila sistem pelepasan energi pada battery tidak terkendali, timbul resiko terjadinya arus pendek/ korslet, battery menjadi panas, terbakar dan bahkan meledak.
Pesawat Boeing 777 sempat dilarang dioperasikan karena beberapa unit mengalami kebakaran yang dipicu oleh kelemahan pada sistem battery. Ijin operasi baru dipulihkan setelah Boeing mengubah sistem battery pada pesawat jenis tersebut. Jadi masalah battery tidak terbatas pada Note7 saja.
Kasus terbakar dan meledaknya Note7 menjadi perhatian media internasional karena Note7 merupakan produk Samsung yang terkenal. Kasus-kasusnya pun mudah terlacak dan dilaporkan. Namun apakah battery pada handphones dan laptop lainnya pasti aman? Banyak beredar battery yang tidak standar dan bukan buatan produsen gadget aslinya. Bahkan siapa pembuatnya pada umumnya malah tidak diketahui. Bisa jadi ada battery-battery lain yang bermasalah dan lebih berbahaya, namun hingga saat ini belum terdeteksi.
Kondisi serupa berlaku pula bagi pasar Powerbanks. Sedemikian banyak merk dan varian yang dipasarkan, dengan rentang harga yang sangat lebar. Mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu Rupiah harganya. Kapasitas Powerbanks juga menunjukkan kecenderungan menuju 10 ribu mili ampere dan lebih. Semakin besar kapasitas listrik Powerbanks, semakin besar pula daya bakar dan daya ledaknya jika terjadi kebocoran atau arus pendek. Lalu bagaimana mengawasi Powerbanks dalam penerbangan?
Pengendalian Resiko
Beberapa negara telah menerapkan larangan terhadap Powerbanks berdaya 10 ribu mili ampere dan lebih. Perangkat tersebut dilarang untuk dibawa masuk kabin maupun ditempatkan dalam bagasi.
Menghadapi ancaman ini, regulator, AvSec dan operator penerbangan perlu melakukan penelitian terhadap standar keamanan battery lithium. Disamping itu, AvSec dan operator penerbangan perlu memperbaiki prosedur pemeriksaan serta pengamanan terkait penggunaan Powerbanks dan pengisidayaan handphone maupun laptop selama penerbangan.
Kemajuan teknologi selalu membawa resiko dan tantangan baru. Agar keselamatan dan keamanan penerbangan terus terjaga, kebijakan dan pedoman baku operasional perlu terus diperbarui, menghadapi tantangan-tantangan baru. Namun yang tidak kalah pentingnya adalah kesadaran penumpang sendiri untuk disiplin mematuhi peraturan keselamatan penerbangan. Demi keselamatan dirinya sendiri dan seluruh manusia yang berada sepesawat bersamanya.